Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan medik yang lebih profesional, Ketua Yayasan Wakaf UMI, H Mokhtar Noerjaya,SE,MSi melantik Direktur dan tiga Wakil Direktur (Wadir) RS Ibnu Sina, Selasa (2/10) di Lantai 5 Fakultas Kedokteran kampus II UMI.
Pejabat yang mendapat amanah 2018-2021 tersebut, Dr.dr Buraena,Sp.OK (Direktur RS Ibnu Sina), dr Hj Aryanti,M.kes,Sp.OK (Wadir Bidang Pelayanan Medik), Dr dr Nasruddin,Sp.OG,MARS (Wadir Bidang Pendidikan dan SDM), dr Hj Suliati P.Amir,Sp,M,M.Med (Wadir Bidang Keuangan), Dr H Ilham Labbase,SE,M.Si (Wadir
Bidang Umum dan operasional).
H Mokhtar Noerjaya mengungkapkan, pihak yayasan menyiapkan dana hingga Rp100 miliar untuk pengadaan alat kesehatan (alkes). Kedepan tak ada pasien RS Ibnu Sina dirujuk ke Rumah Sakit lain karena keterbatasan alat.
”Kita harus berupaya menghindari, akreditasi rumah sakit baik, namun alat kesehatan minim,” tegasnya.
Menurut Mochtar, jika seluruh perangkat termasuk SDM telah terbenahi dan dioptimalkan, jika target lama bersih Rp25 Miliar tercapai dari investasi Rp300 Miliar, pihak yayasan siapkan bonus. Untuk itu, tingkatkanlah pelayanan prima.
Sebelumnya Direktur RS Ibu Sina, Dr dr Buraena mengemukakan, RS Ibnu Sina ini bukan RS Pemerintah. Akibatnya semua dibayar, termasuk air, listrik dll. Dengan demikian, jajaran direksi harus benar-benar kreatif mencari dana. Pertimbangannya BPJS tak boleh diandalkan sebagai sumber dana, karena banyak aturan baru terbit.
”Untuk lebih meningkatkan kinerja, dalam waktu dekat, pihaknya akan membentuk tim khusus pemasaran dan Humas RS Ibnu Sina. Selain itu pembenahan internal terkait pelayanan wajib dilakukan. Mulai dari parkiran,satpam dan perilaku perawat harus mampu menyenangkan pengunjung,” kata Buraena.
Hal menarik, lanjut Buraena, jika selama ini perawatan jantung dikenal RS Wahidin, penanganan stroke terkenal RSUD Dadi, maka pihaknya ingin bangun branding, ”Anda Islam, ingat RS Ibu Sina, anda sakit diabetes/Debitus mellitus, langsung teringat RS Ibnu Sina karena ditunjang peralatan lengkap.
”Kepada para staf/karyawan, akan selalu kami titip pesan, jangan berkerja hanya untuk memenuhi kepentingan diri/keluarga dan organisasi, tapi bekerjalah karena Allah SWT,” tandasnya.
(Humas UMI)